Sabtu, 12 Mei 2012

"Trans Studio Makassar - Sulawesi Selatan"

"Menurut penjelasan Guide kami, "Trans Studio Makassar" (TSM) ini, adalah sebuah theme park indoor yang merupakan salah satu theme park indoor terbesar di dunia". 

"Trans Studio Makassar", dibangun di atas lahan seluas 2.7 hektar. "Trans Studio Makassar" theme park menyajikan 21 wahana permainan yang terdiri dari 15 wahana permainan dan 6 wahana utama. Tiket masuk ke "Trans Studio Makassar" dibagi menjadi dua macam. Tiket standard seharga Rp.100.000,- untuk bermain di 15 wahana permainan. Jika ingin menikmati 6 wahana utama yakni Bioskop 4D, Jelajah, Dunia Lain, Dragons Tower, Magic Thunder Coaster dan Kids Studio, maka pengunjung harus membayar lagi sebesar  Rp.50.000,- . Namun menurut keterangan Guide kami, pada hari Senin s/d Jumat, cukup dengan Rp.100.000,-  sudah dapat untuk bermain di seluruh wahana.

Rombongan kami seluruhnya adalah orang dewasa, namun mereka sepertinya sangat menikmati seluruh permainan yang tersedia di "Trans Studio Makassar" ini. Selain untuk refreshing, bermain aneka wahana seru seperti di "Trans Studio Makassar" seolah-olah menguji keberanian para pengunjung.

Pada saat rombongan kami sampai di "Trans Studio Makassar", pengunjung belum begitu ramai, namun sekitar setengah jam kemudian, pengunjung sudah mulai memadati wahana-wahana permainan yang tersedia.
 
Wahana di "Trans Studio Makassar" ini, secara umum tidak terlalu menegangkan. Masih sangat jauh tingkat ketegangannya apabila dibandingkan dengan Dufan. Sepertinya wahana-wahana di "Trans Studio Makassar"  ini memang lebih diperuntukkan untuk anak-anak. Permainan paling seru adalah roller coaster yang di "Trans Studio Makassar" ini diberi nama magic thunder coaster. Selain itu ada juga Dragons Tower yang model permainannya seperti wahana Histeria di Dufan Ancol.

Jam 4 sore, rombongan kami meninggalkan "Trans Studio Makassar" dengan perasaan fresh. Memainkan hampir semua wahana, menikmati alunan musik akustik secara live dan rombongan kami tidak lupa sambil wisata belanja di "Trans Studio Makassar" ini. Ini merupakan pengalaman yang tidak terlupakan bagi kami di hari sabtu yang sangat indah. 

Rombongan kami melanjutkan perjalanan wisata ke Pantai Losari untuk menikmati sunset di kala senja (lingsir wengi), kebesaran Allah yang sangat mempesona.  

"Makam Sultan Hasanuddin - Makassar Sulawesi Selatan"

"Lokasi "Makam" atau pesarean Pahlawan Nasional "Sultan Hasanuddin" ini  di Kompleks Pe"makam"an Jl. Palantika, Kelurahan Katangka, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa Makassar Sulawesi Selatan". 


"Makam" ini merupakan kompleks pe"makam"an raja-raja Gowa. Di atas "makam" beliau tertera nama gelar Sang Raja Gowa ke-16 ini, yaitu "Sultan Hasanuddin": Mallombasi Daeng Mattawang Karaeng Bontomangape Mohammad Bakir Tumenanga Ribulla Pangkawi. Sedangkan di sebelah kiri depan kompleks pe"makam"an ini terdapat sebuah batu yang bernama 'Tomanurung' atau 'Batu Pelantikan' untuk pelantikan raja-raja Gowa. Kerajaan atau Ke"sultan"an Gowa memiliki 36 raja yang berkuasa sejak berdirinya tahun ke-1300 Masehi. 

Guide kami sedikit menjelaskan tentang sejarah "Sultan Hasanuddin". "Sultan Hasanuddin" lahir di Makassar Sulawesi Selatan, pada tanggal 12 Januari 1629 dan wafat pada usia 30 tahun di Makassar juga pada tanggal 12 Juni 1670.  "Sultan Hasanuddin" adalah Raja Gowa ke 16, lahir dengan nama I Mallombasi Mohammad Bakir Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangepe. Setelah memeluk agama Islam, "Sultan Hasanuddin" mendapat tambahan gelar "Sultan Hasanuddin" Tmenanga Ri Balla Pangkana, namun beliau lebih dikenal dengan "Sultan Hasanuddin" saja.  Pada usia 24 tahun (tahun 1655), "Sultan Hasanuddin" diangkat menjadi "Sultan" ke 16 Kerajaan Gowa. Belanda memberi gelar kepada "Sultan Hasanuddin": de Haav van de Oesten artinya Ayam Jantan dari Timur, karena kegigihan dan keberaniannya dalam melawan Kolonial Belanda. 
"Sultan Hasanuddin", adalah putera kedua dari "Sultan" Malikussaid, Raja Gowa ke 15. "Sultan Hasanuddin"  memerintah Kerajaan Gowa, ketika Belanda yang diwakili Kompeni sedang berusaha menguasai perdagangan rempah-rempah. Gowa merupakan kerajaan besar di wilayah Timur Indonesia yang menguasai jalur perdagangan. Pada tahun 1666, Kompeni di bawah pimpinan Laksamana Cornelis Speelman, berusaha menundukkan kerajaan-kerajaan kecil, namun belum berhasil menundukkan Kerajaan Gowa. Di pihak lain, setelah "Sultan Hasanuddin" naik tahta, "Sultan Hasanuddin" berusaha menggabungkan kekuatan kerajaan-kerajaan kecil di Indonesia bagian Timur untuk melawan Kompeni.

"Sultan Hasanuddin" adalah seorang Pahlawan Nasional yang sangat gigih menentang penjajah Belanda. "Makam" "Sultan Hasanuddin" berlokasi di kompleks pe"makam"an raja-raja Gowa di Katangka Somba Opu Gowa Makassar Sulawesi Selatan. Di kompleks pe"makam"an ini juga di"makam"kan "Sultan" Alauddin (Raja yang mengembangkan agama Islam pertama di Kerajaan Gowa). Dari tulisan yang terukir di "makam"nya, "Sultan Hasanuddin" lahir tahun 1629, menjadi raja tahun 1652, meletakkan jabatan tahun 1668 dan wafat tanggal 12 Juni 1670. Di "makam" "Sultan Hasanuddin" tertera nama Mallombasi Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangepe Mohammad Bakir yang merupakan nama kecil "Sultan Hasanuddin".

Setelah rombongan kami puas di kompleks pe"makam"an "Sultan Hasanuddin", kami segera melanjutlan perjalanan wisata kami ke Trans Studio. Namun sebelumnya kami menikmati wisata kuliner, rombongan kami makan siang terlebih dahulu di Sop Konro Ratulangi. Namun, menurut saya secara pribadi, rasanya kayaknya lebih sedap Sop Konro yang ada di Perak Surabaya. Saya kira hal ini hanya masalah selera, karena saya orang Jawa Timur, sehingga lidahnya lebih cocok kalau makan Sop Konro yang ada di Jawa Timur.


PERUSAKAN "MAKAM" "SULTAN HASANUDDIN".

Polisi Fokus Buru Pelaku Perusakan Makam Sultan HasanuddinPada hari Kamis 24 Mei 2012, terjadi perusakan pada "makam" "Sultan Hasanuddin". Diduga, pelaku perusakan lebih dari satu orang. Perusakan itu terjadi sekitar pukul 08.00 Wita. Beberapa prasasti dan tugu yang berbentuk ayam jantan itu jatuh menimpa nisan kuburan yang terbuat dari batu zaman dulu. Bahkan, cincin dan permata imitasi yang tidak bernilai raib dibawa pelaku.

Perusakan "Makam" Raja Gowa "Sultan Hasanuddin" di Lakiong, Kelurahan Pallantikang, Kecamatan Somba Opu, Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel) terus mendapat kecaman dari berbagai pihak.

Oknum pelaku perusakan "Makam" Pahlawan Nasional "Sultan Hasanuddin" yang terletak di desa Palangtikang "makam" raja-raja Gowa di Kecamatan Somba Opu terus dikejar. "Kami fokus melakukan penyelidikan terhadap pengrusakan situs budaya bersejarah "Makam" "Sultan Hasanuddin" yang dilakukan oknum tidak bertanggung jawab itu," kata Kapolres Gowa AKBP Totok Lisdiarto di Gowa, Kamis (24/5).

"Makam" raja Gowa ke-16 tersebut bukan hanya milik orang Gowa, atau Sulsel, tetapi sudah milik dunia, yang perlu dijaga dan dilestarikan. Karena itu merupakan cagar budaya yang tak ternilai harganya. Begitu juga "makam" Raja Bone Arung Palakka bukan lagi milik orang Bugis, tapi milik kita semua," ujar Syahrul menjelaskan kepada wartawan dalam kunjungannya ke "Makam" Raja Gowa, Sabtu (26/5/2012).

Abdul Halim penjaga "makam" "Sultan Hasanuddin" mengatakan, peristiwa itu baru pertama kali terjadi. Ia menceritakan perusakan "makam" tersebut baru diketahui ketika dirinya. seperti biasa. masuk ke "Makam" di pagi hari. Ia melihat "Makam" "Sultan Hasanuddin" sudah rusak.

"Pagi itu saya baru masuk "makam" dan heran kenapa kunci gembok rusak, setelah saya periksa ke dalam ternyata "makam" "Sultan Hasanuddin" ada yang merusaknya. Lalu saya memanggil orang kemudian saya melapor ke polisi," katanya.

Dia menguraikan, setelah diperiksa, cincin dan permata imitasi yang tidak bernilai hilang, kemudian prasasti dan tugu berlambang ayam jantan di atas "makam" rusak dan jatuh ke tanah menimpa nisan.

"Saya tidak mengetahui motifnya apa, apakah pencurian, kesengajaan atau lainnya, biarkan yang berwajib menyelidiki hingga tuntas," tutur pria yang sudah bekerja menjaga "makam" selama 10 tahun itu.

Sumber:
1. jakarta.okezone.com/.../perusakan-makam-sultan-hasanuddin-tak-bis...
2. oase.kompas.com/.../Budayawan.Sesalkan.Pengrusakan.Makam.Sulta...
3. www.republika.co.id › NasionalNusantara

"Pantai Losari - Makassar Sulawesi Selatan"

"Indahnya "Pantai Losari" yang berlokasi di sebelah barat Makassar ini memang sungguh mempesona, apalagi saat matahari terbenam di senja hari".


"Pantai Losari"  ini memang pantai yang sangat menawan untuk menyaksikan matahari tenggelam di ufuk barat. Sungguh agung kebesaran Illahi Rabbi. Di senja hari sangat banyak pengunjung yang menunggu matahari terbenam. Keindahan alam yang sangat mempesona para wisatawan.

Semburat merah jingga dari mentari yang akan rebah di kaki cakrawala memantul pada laut di hadapan "Pantai Losari", membawa nuansa dan pesona tersendiri bagi para wisatawan menyaksikannya. Beberapa perahu nelayan kecil nampak di kejauhan, kian memperkaya warna senja yang sangat mempesona ini. Gemuruh ombak yang menerpa tanggul "Pantai Losari" bagaikan simphoni syahdu yang membawa suasana terasa kian sentimental diiringi hembusan angin sepoi-sepoi dari arah laut. Para wisatawan banyak yang mengabadikan peristiwa ini untuk menyimpan kenangan yang sangat indah di "Pantai Losari", dan barangkali juga merupakan  tempat idola para muda mudi dan tempat refreshing bagi keluarga.

"Pantai Losari" ini merupakan landmark Kota Makassar yang menawarkan keindahan yang sangat eksotis, terutama saat menyaksikan pemandangan matahari terbenam ketika petang menjelang. Menurut keterangan Guide kami, jaman dulu , sejumlah pedagang makanan bertenda berderet sepanjang kurang lebih satu kilometer di pesisir "Pantai Losari". Bahkan ada yang sempat menjuluki sebagai “meja makan terpanjang di dunia”. Hidangan yang disajikan pun sangat beragam, namun mayoritas didominasi oleh makanan laut, misalnya ikan bakar. Sekarang ini warung-warung tenda yang menjajakan makanan laut tersebut telah dipindahkan ke sebuah tempat di depan rumah jabatan Walikota Makassar yang juga masih berada di sekitar "Pantai Losari".

Salah satu hidangan khas dan unik di "Pantai Losari" ini  adalah Pisang Epe’. Jenis makanan ini berupa pisang mentah dibakar, kemudian dipipihkan lalu diberi kuah air gula merah. Untuk menambah aroma dan kenikmatan Pisang Epe', biasanya sang penjual menambahkan  rasa durian pada campuran kuah gula merah tadi. Makanan ini merupakan makanan andalan bagi penjual di pinggiran "Pantai Losari" ini. Teman kami memesan Pisang Epe'  sambil menunggu tergelincirnya matahari di kala senja (lingsir wengi).

Menurut penjelasan Guide kami, setiap minggu pagi, di sepanjang jalan di pinggir  "Pantai Losari" ini, ramai oleh orang berolahraga, mulai dari jogging, senam, bersepeda atau hanya sekadar jalan-jalan menikmati segarnya udara pagi. Aneka jajanan dan makanan tradisional tersedia di sepanjang jalan pinggir "Pantai Losari", seperti bubur ayam, bubur kacang ijo, empek-empek Palembang, es pallu butung, es pisang ijo, soto ayam, gado-gado atau lontong sayur. Katanya harganya sangat murah sekali.

Untuk mencapai "Pantai Losari" tidak terlalu sulit, karena tempat ini termasuk berada di pusat Kota Makassar. Sejumlah angkutan umum melintasi jalur Jalan Penghibur yang berada di pinggiran "Pantai Losari". Sejak direnovasi pada tahun 2006, "Pantai Losari" semakin bersih dan indah, karena termasuk sebagai salah satu ikon andalan pariwisata Kota Makassar.
Rasanya tidak akan lengkap, apabila anda berwisata ke Makassar tanpa  mengunjungi "Pantai Losari" yang sangat indah ini.

Setelah puas menikmati terbenamnya matahari di kala senja di "Pantai Losari", rombongan kami menuju Rumah Makan "Istana Laut" untuk mengisi perut yang lapar. Perjalanan menuju Rumah Makan "Istana Laut" ini hanya memakan waktu  sekitar 15 menit dari "Pantai Losari".

"Istana Kerajaan Gowa - Balla Lompoa - Makasaar"

"Istana Balla Lompoa", adalah salah satu "istana" Kerajaan Gowa - Makassar yang baru direvitalisasi menjadi Museum". 
 

Menurut Guide kami, "Istana Balla Lompoa"  dibangun pada tahun 1936 oleh Raja Gowa. "Istana Balla Lompoa" ini terletak di kota Sungguminasa, Gowa, kurang lebih 30 menit perjalanan dari kota Makassar.
Rombongan kami semua turun dan memasuki "Istana Balla Lompoa". Kami berfoto ria di lokasi "Istana Balla Lompoa" ini mulai dari depan, dalam sampai tidak ada tempat yang tersisa.

Pada jaman dahulu "Istana Balla Lompoa" ini berfungsi sebagai tempat kediaman dan pertemuan para pemangku adat kerajaan Gowa namun saat ini dialih-fungsikan sebagai museum untuk mengenang perjalanan sejarah Kerajaan Gowa.

Dari luar terlihat bahwa bangunannya didominasi dengan kayu ulin atau kayu besi dengan bentuk rumah panggung seperti rumah khas etnis Makassar. Di ujung atapnya tergantung kepala kerbau sebagai pertanda derajat kebangsawanan pemilik rumah dan akses tangga setinggi hampir 2 meter menuju ruang teras (ruang penerima tamu). Di depan "Istana Balla Lompoa" ini terpasang dengan huruf fiber besar “BALLA LOMPOA” sama dengan yang tertulis di pantai Losari.

Di dalam "Istana Balla Lompoa" ini tersimpan berbagai perangkat kerajaan serta catatan aktivitas kerajaan Gowa di masa lalu. Semua benda disusun berdasarkan kronologis tertentu. Tata ruang dalam "Istana Balla Lompoa" ini diatur sedemikian rupa menyerupai fungsinya seperti  jaman dahulu. Begitu juga tata letak perabotan, baju-baju adat dan benda-benda kebesaran lainnya seperti mahkota kerajaan, berbagai manuskrip, senjata , berbagai koleksi alat-alat dan perlengkapan upacara adat kerajaan semuanya diletakkan sesuai alur dan terawat dengan baik. Pada saat masuk ke dalam "Istana Balla Lompoa"  ini kita serasa dibawa kembali ke masa-masa lampau saat "Istana Balla Lompoa"  ini masih berfungsi dengan baik.
Sejak tahun 2009, "Istana Balla Lompoa"  ini terus dibenahi, mulai dari mengangkat bangunan setinggi 3 meter dari permukaan tanah (pengangkatannya dilakukan secara manual sampai masuk rekor MURI) sampai membangun pelataran yang luas. Rencananya renovasi "Istana Balla Lompoa"  ini akan berlangsung terus, kawasan "Istana Balla Lompoa"  ini  akan diperluas sampai makam Sultan Hasanudin dan "Istana" Temalate (salah satu "istana" terbesar juga di Kerajaan Gowa). Masih menurut keterangan Guide kami, kedua "istana" ini akan disambung dengan selasar sehingga akan menjadi rumah kayu terbesar di dunia. Untuk mempercantik museum, katanya juga akan dilengkapi dengan 36 patung Raja Gowa yang pernah memimpin salah satu kerajaan terbesar dan paling sukses di Sulawesi Selatan ini.

Setelah rombongan  kami puas berfoto ria di "Istana Balla Lompoa"  ini, perjalanan wisata kami lanjutkan ke Makam Pahlawan Nasional Sultan Hasanuddin.

Bagi anda yang belum pernah berwisata ke "Istana Balla Lompoa", sebaiknya anda agendakan untuk berwisata bersama keluarga anda untuk menambah wawasan budaya Nusantara kita - Indonesia. Bhineka Tunggal Ika - tercermin dalam budaya Indonesia yang beraneka ragam.