Sabtu, 10 Maret 2012

"Tercegah Dari Siksa Kubur"

"Apakah anda ingin "tercegah" dari "siksa kubur"? Bacalah Surat Tabarak atau yang disebut Surat Al-Mulk".


Sebagaimana dijelaskan dalam Hadits Riwayat Ibn Mardawayh), bahwa Rasulullah SAW. bersabda:

"Surat Tabarak dapat men"cegah" "siksa kubur".

Hadits yang lain menjelaskan tentang "siksa kubur", bahwa Amr bin Dinar berkata: "Ada seorang penduduk kota Madinah yang mempunyai saudara perempuan di ujung kota, maka sakitlah saudaranya itu kemudian mati, maka setelah diselesaikan persiapannya dibawa ke"kubur", kemudian setelah selesai menguburkan dan kembali pulang ke rumah, ia teringat pada kantongan yang dibawa dan tertinggal dalam "kubur", maka ia minta bantuan orang untuk menggali "kubur" itu kembali, dan sesudah digali "kubur" itu maka bertemulah dia akan kantongannya itu, ia berkata kepada orang yang membantunya itu: "Tolong aku ke tepi sebentar sebab aku ingin mengetahui bagaimana keadaan saudaraku ini." Maka dibuka sedikit lahadnya, tiba-tiba dilihatnya "kubur" itu menyala api, maka segera ia meratakan "kubur" itu dan kembali kepada ibunya lalu bertanya: "Bagaimanakah kelakuan saudaraku dahulu itu?" Ibunya berkata: "Mengapa kau menanyakan kelakuan saudaramu, padahal ia telah mati?" Anaknya tetap meminta supaya diberitahu tentang amal perbuatan saudaranya itu, lalu diberitahu bahawa saudaranya itu biasanya mengakhirkan sembahyang dari waktunya, juga cuai dalam kesucian dan di waktu malam sering mengintai rumah-rumah tetangga untuk mendengar perbualan mereka lalu disampaikan kepada orang lain sehingga mengadu domba antara mereka, dan itulah sebabnya "siksa kubur". Karena itu siapa yang ingin selamat dari "siksa"an "kubur" haruslah menjauhkan diri dari sifat namimah (adu domba diantara tetangga dan orang lain) supaya selamat dari "siksa"an "kubur" dan mudah baginya menjawab pertanyaan Malaikat Munkar Nakier.

Abul-Laits berkata: "saya telah diberitahu oleh Abul-Qasim bin Abdurrahman bin Muhammad Asysyabadzi dengan sanadnya dari Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi Muhammad SAW. bersabda: "Tiada seorang yang mati melainkan ia mendengkur yang didengar oleh semua binatang kecuali manusia, dan andaikata ia mendengar pasti pingsan, dan bila diantar ke"kubur", maka jika salih (baik) berkata: "Segerakanlah aku, andaikan kamu mengetahui apa yang didepanku daripada kebaikan, niscaya kamu akan menyegerakan aku. Dan bila ia tidak baik maka berkata: "Jangan keburu, andaikata kamu mengetahui apa yang didepan aku daripada bahaya, niscaya kamu tidak akan keburu. Kemudian jika telah ditanam dalam "kubur", didatangi oleh dua Malaikat yang hitam kebiru-biruan datang dari arah kepalanya, maka ditolak oleh sembahyangnya: Tidak boleh datang dari arahku sebab adakalanya ia semalaman tidak tidur karena takut dari saat yang seperti ini, lalu datang dari bawah kakinya, maka ditolak oleh baktinya pada kedua orang tuanya: Jangan datang dari arahku, karena ia biasa berjalan tegak karena ia takut dari saat seperti ini, lalu datang dari arah kanannya, maka ditolak oleh sedekahnya: Tidak boleh datang dari arahku, karena ia pernah sedekah karena ia takut dari saat seperti ini, lalu ia datang dari kirinya maka ditolak oleh puasanya: Jangan datang dari arahku, karena ia biasa lapar dan haus kerana takut saat seperti ini, lalu ia dibangunkan bagaikan dibangunkan dari tidur, lalu ia bertanya: Bagaimana pendapatmu tentang orang yang membawa ajaran kepadamu itu? Ia tanya: Siapakah itu? Dijawab: Muhammad SAW.? Maka dijawab: Saya bersaksikan bahawa ia utusan Allah. Lalu berkata kedua Malaikat: Engkau hidup sebagai seorang mukmin, dan mati juga mukmin. Lalu diluaskan "kubur"nya, dan dibukakan baginya segala kehormatan yang dikurniakan Allah kepadanya. Semoga Allah memberi kita taufiq dan dipelihara serta dihindarkan dari hawa nafsu yang menyesatkan, dan menyelamatkan kami dari "siksa kubur" karena Nabi Muhammad SAW. juga berlindung kepada Allah dari "siksa kubur"."

Nabi Muhammad SAW. bersabda: "Innallahha ta'ala kariha lakum arba'a: Al'abatsu fishsholaati, wallagh wu filqira'ati, warrafatsu fisshiyami, wadhdhahiku indal maqaabiri. (Yang artinya) Sesungguhnya Allah tidak suka padamu empat, main-main dalam sembahyang dan lahgu (tidak hirau), dalam bacaan Al-Qur'an dan berkata keji waktu puasa dan tertawa didalam "kubur"."

Muhammad bin Assammaak ketika melihat "kubur" berkata: "Kamu jangan tertipu karena tenangnya dan diamnya "kubur"-"kubur" ini, maka alangkah banyaknya orang yang sudah bingung didalamnya, dan jangan tertipu karena ratanya "kubur" ini, maka alangkah jauh berbeda antara yang satu dengan yang lain didalamnya. Maka seharusnya orang yang berakal memperbanyak ingat pada "kubur" sebelum masuk kedalamnya."
                        
Sufyan Atstsauri berkata: "Siapa yang sering (banyak) mengingat "kubur", maka akan mendapatkannya kebun dari kebun-kebun surga, dan siapa yang melupakannya maka akan mendapatkannya jurang dari jurang-jurang api neraka."

Hadits Riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata: Rasulullah SAW. pernah melewati dua buah "kubur"an, lalu beliau bersabda: Ingat, sesungguhnya dua mayit ini sedang di"siksa", namun bukan karena dosa besar. Yang satu di"siksa" karena ia dahulu suka mengadu domba, sedang yang lainnya di"siksa" karena tidak membersihkan dirinya dari air kencingnya. Kemudian beliau meminta pelepah daun kurma dan dipotongnya menjadi dua. Setelah itu beliau menancapkan salah satunya pada sebuah "kubur"an dan yang satunya lagi pada "kubur"an yang lain seraya bersabda: Semoga pelepah itu dapat meringankan "siksa"nya, selama belum kering. (Shahih Muslim No.439)
Sesungguhnya banyak "siksa kubur" dikarenakan kencing maka bersihkanlah dirimu dari (percikan dan bekas) kencing. (HR. Al Bazzaar dan Ath-Thahawi).

Sebagai orang mukmin, kita hendaknya meyakini bahwa sejak jasad diletakan di liang lahad, maka bermulalah proses pembalasan amal baik dan amal buruk yang akan kita alami. Oleh karena itu, Abul-Laits as-Samarqandhy berpesan kepada kita dengan satu untaian kata yang sangat wajar kita hayati dan amalkan bersama. Beliau berkata:
"Barang siapa yang ingin selamat dari "siksa"an "kubur", maka hendaklah dia selalu membiasakan empat perkara dan menjauhi empat perkara pula."
Adapun empat perkara yang harus dibiasakan tersebut adalah:
  1. Memelihara Shalat
  2. Mengulurkan sedekah
  3. Membaca Al-Qur'an setiap hari
  4. Memperbanyak bacaan tasbih
Adapun empat perkara yang perlu ditinggalkan dan dijauhi adalah:
  1. Berbohong
  2. Khianat
  3. Mengadu domba / berbuat fitnah
  4. Kencing sambil berdiri (tidak menjaga kebersihan bersuci ketika selesai kencing-red).
Referensi:
1. Amalan-Amalan Berbuah Surga. Oleh: Ibnu Ahmad 'Alimi.
2. tanbihul_ghafilin.tripod.com/"siksa"alam"kubur".htm
3. hfdv4pq9ry.wordpress.tal.ki/.../tahukah-anda-akan-bahaya-kencing-s...
4. pesonamuslim.multiply.com/journal/item/.../Tahukah_Anta.... - Filipina 

"Memelihara Diri Dari Sifat Kikir"

"Apakah anda ingin menjadi orang yang tidak "kikir"?  - Tunaikanlah zakat, tampunglah tamu,dan memberilah di saat tertimpa musibah".


Menunaikan zakat hakikatnya mensucikan "diri" dan "memelihara" "diri" dari sifat "kikir" (bakhil) (Al-Qur'an, Surat at-Taubah [9]: 103). Dengan demikian, solidaritas sesama Muslim dapat di"pelihara" dan terus-menerus ditingkatkan. 

 Hal itu sebagaimana dijelaskan juga dalam Hadits Riwayat Ath-Thabrani, bahwa Rasulullah bersabda:

"Ada tiga hal yang jika seseorang melakukannya, ia akan ter"pelihara" dari ke"kikir"an (yaitu): menunaikan zakat, menampung tamu, dan memberi di saat tertimpa musibah".

Mengapa kita perlu "memelihara" "diri" dari sifat "kikir" yang dalam Alquran disebut bakhil?
Allah membenci orang "kikir" (bakhil). “Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil ("kikir")dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka bahwa kebakhilan (ke"kikir"an) itu baik bagi mereka.

Sebenarnya, kebakhilan (ke"kikir"an) itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan  ("kikir"kan) itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan, kepunyaan Allahlah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan, Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-Qur'an Surat Ali Imran [3]: 180).

"Dijauhkan Dari Api Neraka"

"Apakah ada orang yang ingin masuk "neraka"? Tentu saja tidak ada. Orang yang jahat pun tidak ingin dirinya masuk "neraka".


Jangankan masuk "neraka", dekat-dekat dengan "neraka" pun tidak seorang pun mau. Sebaliknya, setiap orang menginginkan dirinya di"jauh"kan dari "neraka". Apakah anda ingin di"jauh"kan dari "api""neraka"? Bagaimana caranya? Berpuasalah, niscaya anda akan di"jauh"kan dari "api""neraka".

Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Hadits Riwayat Muslim:

Dari Abu Sa`id Al Khudri ra. katanya: “Rasulullah SAW. bersabda: “Setiap orang berpuasa di jalan (karena) Allah barang sehari, niscaya akan di"jauh"kan Allah muka (tubuh) orang itu dari "api" "neraka", se"jauh" tujuh puluh tahun perjalanan, karena (puasa) di hari itu.”