Jumat, 10 Agustus 2012

"Kata Mutiara Islami"

Kebijaksanaan orang lain sulit dipelajari, namun pengetahuan orang lain bisa untuk kita pelajari. Puasa Ramadhan, itu seperti cinta pertama, pada hari pertama rasanya gelisah, tetapi pada hari-hari akhir akan memberi kita kenyamanan. Pada suatu hari, Umar bin Khatab bertanya kepada gurunya: "Apakah cinta sejati itu?" Sang guru menjawab : "Berjalanlah lurus di taman bunga yang luas, petiklah satu bunga yang terindah menurutmu & jangan pernah berbalik kebelakang." Kemudian Umar melaksanakannya & kembali lagi dengan tangan hampa. Gurunya bertanya, "Lho, mana bunganya?" tanya yang guru. Umar menjawab, "Aku tak bisa mendapatkannya guru, sebenarnya aku telah menemukannya, tapi aku berpikir lagi pasti ada yang lebih bagus didepan sana, dan ketika aku telah sampai diujung taman. Aku tersadar bahwa yang aku temui di awal tadi itulah yang terbaik! Tetapi aku tidak boleh menoleh kebelakang kembali, bukan? Sang guru berkata, "Seperti itulah CINTA, semakin kita mencari yang terbaik, maka tidak akan pernah sekalipun kita menemukannya. Maka jangan pernah sia-siakan cinta yang pernah tumbuh di hati kita, karena waktu takkan pernah kembali". 

Biarkan air mata ini mengalir bersama dengan dosa-dosa yang teringat. Lelapkan semua kesemuan dunia yang hanya sementara. Bukalah sedikit matamu untuk melihat dunia yang abadi, telungkupkanlah tanganmu untuk memberi... 

Berikan senyummu agar orang lain merasakan kabahagiaanmu... mari lukis perasan hati mencintaiNya dengan keimanan dan ketakwaan. Bismillah... 

"Bismillahirahmanirrahim...renungan malam. Jangan sampai iman pudar lalu hawa nafsu yang menang. Ketika itu terjadi, maka cinta Allah yang agung tidak akan pernah bisa diindera dan dirasa. Cinta akan antar manusia pun hanya akan berubah menjadi malapetaka dan keinginan kita menuju surga (Jannatullah) akan sirna. Riwayat Sahabat Ali Bin Abi Tholib dalam Hadist Riyadusholihin" 

"Dunia yang kita pijak sekarang ni hanyalah tempat tinggal sementara. Oleh karena itu hendaklah kita senantiasa mengingatkan kepada diri kita masing-masing tujuan hidup kita di dunia ini"


"Apabila kita hidup hanya untuk hidup kita, niscaya hidup akan terasa singkat. Berawal dari lahirnyakita dan berakhirnya hidup kita yang terbatas. Tetapi jika kita hidup karena hal lain, yaitu hidup karena perjuangan maka sesungguhnya hidup ini akan terasa panjang dan mendalam. Berawal dari munculnya manusia dan berakhirnya dengan hilangnya manusia dibumi ini" 

"Dunia adalah setitik air ditengah lautan. Dunia adalah penjara mukmin dan surga bagi kaum kafir. Hiduplah didunia laksana musafir, menatap orang yang berada di bawah dan siapkan bekal untuk kematian" 

"Bahagianya hidup dengan manisnya iman dan menjadikan Allah sebagai tujuan hidup. Hidup diatas keyakinan dan ketergantungan. Merendahkan diri serta bertawakal, sungguh segala seusatu pasti kembali kepadaNya" 

"Nikmat sehat akan terasa jika kita pernah sakit. Nikmat harta akan terasa jika kita pernah susah, dan nikmat hidup akan terasa jika kita pernah mendapatkan musibah. Musibah adalah awal dari kenikmatan hidup" 

"Sebuah ujian dan cobaan adalah suatu kesulitan. Dimana kesulitan harus kita hadapi dengan senyuman yang layak untuk disanjung dunia, senyuman optimis menembus telaga air mata" 

"Akankah kuat kaki ini melangkah? bila disapa duri yang menanti...Akan kaburkah mata yang menatap?pada debu yang pasti hinggap... 

"Sinar terang berada pada ufuk... sambaran petir memeluk lapisan bumi. Setangkai bunga diantaranya... menyembunyikan diri pada kekuatan. Manusia akan merasa bahwa ia adalah makhluk apabila mengerti bagaimana dan apa arti kehidupan. Bukan hanya sekedar membuka mata dan bersandar pada kursi bergoyang. Berjalan melewati duri menjadi pengharum antara sakit dan sabar. Berpegang tangan melingkari setangkai bunga mawan menjadikan sebuah kekuatan baru" 

 “Waspadalah terhadap tiga orang: pengkhianat, pelaku zalim, dan pengadu domba. Sebab, seorang yang berkhianat demi dirimu, ia akan berkhianat terhadapmu dan seorang yang berbuat zalim demi dirimu, ia akan berbuat zalim terhadapmu. Juga seorang yang mengadu domba demi dirimu, ia pun akan melakukan hal yang sama terhadapmu.” 

"Jika kamu mendengar berjangkitnya wabah penyakit menular di suatu negeri, janganlah kamu memasuki negeri itu, dan apabila wabah berjangkit sedang kamu ada di negeri itu, janganlah kamu keluar dari negeri itu" (HR. Bukhari)  
Read more at: http://www.rio-chikara.com/2012/04/kata-mutiara-islam-menyentuh-kalbu.html Copyright by www.rio-chikara.com Terima kasih telah mencatumkan link anda pada artikel kami 

"I'tikaf Pada Bulan Ramadhan"

"I'tikaf" dalam pengertian bahasa berarti berdiam diri yakni tetap di atas sesuatu." 


"I'tikaf" berasal dari bahasa Arab akafa yang berarti menetap, mengurung diri atau terhalangi. Pengertiannya dalam konteks ibadah dalam Islam adalah berdiam diri di dalam masjid dalam rangka untuk mencari keridhaan Allah SWT dan bermuhasabah (introspeksi) atas perbuatan-perbuatannya. Orang yang sedang ber"i'tikaf" disebut juga mutakif.


Sedangkan dalam pengertian syari'ah agama, "I'tikaf" berarti berdiam diri di masjid sebagai ibadah yang disunahkan untuk dikerjakan di setiap waktu dan diutamakan pada bulan suci "Ramadhan", dan lebih dikhususkan sepuluh hari terakhir untuk mengharapkan datangnya Lailatul Qadar.

Dalam hal ini Rasulullah saw. bersabda :
عن ابن عمر رضي الله عنهما قال :كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يعتكف العشر الأواخر من رمضان ، متفق عليه .

" Dari Ibnu Umar ra. ia berkata, Rasulullah saw. biasa ber"i'tikaf" pada sepuluh hari terakhir pada bulan "Ramadhan"." (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim)

عن أبي هريرة رضى الله عنه قال كان النبي صلى الله عليه وسلم يعتكف في كل رمضان عشرة أيام فلما كان العام الذي قبض فيه اعتكف عشرين يوما ـ رواه البخاري.

"  Dari Abu Hurairah R.A. ia berkata, Rasulullah SAW. biasa ber"i'tikaf" pada tiap bulan "Ramadhan" sepuluh hari, dan tatkala pada tahun beliau meninggal dunia beliau telah ber"i'tikaf" selama dua puluh hari. (Hadist Riwayat Bukhori).
JENIS-JENIS  "I'TIKAF" :
"I'tikaf" yang disyariatkan ada dua macam: "i'tikaf" sunnah dan wajib.
  1. "I'tikaf" sunnah adalah "i'tikaf" yang dilakukan secara sukarela semata-mata untuk mendekatkan diri dan mengharapkan ridha Allah SWT seperti; "i'tikaf" 10 hari terakhir pada bulan "Ramadhan".
  2. "I'tikaf" wajib adalah "i'tikaf" yang dikarenakan bernazar (janji), seperti: "Kalau Allah SWT menyembuhkan penyakitku ini, maka aku akan ber"i'tikaf".
TUJUAN "I'TIKAF" :

1. Dalam rangka menghidupkan sunnah sebagai kebiasaan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. dalam rangka pencapaian ketakwaan hamba.

2. Sebagai salah satu bentuk penghormatan kita dalam meramaikan bulan suci "Ramadhan" yang penuh berkah dan rahmat dari Allah SWT.

3. Menunggu saat-saat yang baik untuk turunnya Lailatul Qadar yang nilainya sama dengan ibadah seribu bulan sebagaimana yang difirmankan oleh Allah dalam surat 97:3.

4. Membina rasa kesadaran imaniyah kepada Allah dan tawadlu' di hadapan-Nya, sebagai makhluk Allah yang lemah.
RUKUN "I'TIKAF":
"I'tikaf" dianggap syah apabila dilakukan di masjid dan memenuhi rukun-rukunnya sebagai berikut :

1. Niat. Niat adalah kunci segala amal hamba Allah yang betul-betul  mengharap ridla dan pahala dari-Nya.

2. Berdiam di masjid. Maksudnya dengan diiringi tafakkur, dzikir, berdo'a dan lain-lainya.

3. Di dalam masjid. "I'tikaf" dianggap syah bila dilakukan di dalam masjid, yang biasa digunakan untuk shalat Jum'ah. Berdasarkan hadist RasulullahSAW.

" ولا اعتكاف إلا في مسجد جامع ـ رواه أبو داود.

"Dan tiada "I'tikaf" kecuali di masjid jami' (H.R. Abu Daud)

4. Islam dan suci serta akil baligh.
CARA BER"I'TIKAF":
1. Niat ber"I'tikaf" karena Allah. Misalnya dengan mengucapkan : Aku berniat "I'tikaf" karena Allah ta'ala.

نويت الاعتكاف لله تعالى

2. Berdiam diri di dalam masjid dengan memperbanyak berzikir, tafakkur, membaca do'a, bertasbih dan memperbanyak membaca Al-Qur'an.

3. Diutamakan memulai "I'tikaf" setelah shalat subuh, sebagaimana hadist Rasulullah SAW.

وعنها رضى الله عنها قالت كان النبي صلى الله عليه وسلم إذا أراد أن يعتكف صلى الفجر ثم دخل معتكفة "ـ متفق عليه .

"Dan dari Aisyah, ia berkata bahwasannya Nabi SAW. apabila hendak ber"I'tikaf" beliau shalat subuh kemudian masuk ke tempat "I'tikaf". (H.R. Bukhori, Muslim)

4. Menjauhkan diri dari segala perbuatan yang tidak berguna. Dan disunnahkan memperbanyak membaca:

أللهم إنك عفو تحب العفو فاعف عنا

Ya Allah sesungguhnya Engkau Pemaaf, maka maafkanlah daku.
WAKTU "I'TIKAF":
1. Menurut mazhab Syafi'i, "I'tikaf" dapat dilakukan kapan saja dan dalam waktu apa saja, dengan tanpa batasan lamanya seseorang ber"I'tikaf". Begitu seseorang masuk ke dalam masjid dan ia niat "I'tikaf" maka syahlah "I'tikaf"nya.

2. "I'tikaf" dapat dilakukan selama satu bulan penuh, atau dua puluh hari. Yang lebih utama adalah selama sepuluh hari terakhir bulan suci "Ramadhan" sebagaimana dijelaskan oleh hadist di atas.
HAL-HAL YANG MEMBATALKAN "I'TIKAF":
1. Berbuat dosa besar.

2. Bercampur dengan istri.

3. Hilang akal karena gila atau mabuk.

4. Murtad (keluar dari agama).

5. Datang haid atau nifas dan semua yang mendatangkan hadas besar.

6. Keluar dari masjid tanpa ada keperluan yang mendesak atau uzur, karena maksud "I'tikaf" adalah berdiam diri di dalam masjid dengan tujuan hanya untuk ibadah.

7. Orang yang sakit dan  membawa kesulitan dalam melaksanakan "I'tikaf".
HIKMAH BER"I'TIKAF":
1. Mendidik diri kita lebih taat dan tunduk kepada Allah.

2. Seseorang yang tinggal di masjid mudah untuk memerangi hawa nafsunya, karena masjid adalah tempat beribadah dan membersihkan  jiwa.

3. Masjid merupakan madrasah ruhiyah yang sudah barang tentu selama sepuluh hari ataupun lebih hati kita akan terdidik untuk selalu suci dan bersih.

4. Tempat dan saat yang baik untuk menjemput datangnya Lailatul Qadar.

5. "I'tikaf" adalah salah satu cara untuk meramaikan masjid.

6. Dan ibadah ini adalah salah satu cara untuk menghormati bulan suci "Ramadhan".
Referensi:
1. www.pesantrenvirtual.com/index.php?option=com...task...
2. id.wikipedia.org/wiki/Iktikaf