Sabtu, 03 Desember 2011

"Hari Yang Mempunyai Kelebihan"

"Dari Anas bin Malik, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda:


'Jibril AS mendatangiku sedang di tangannya ada empedu yang berwarna putih, namun di dalamnya ada titik yang berwarna hitam. Kemudian aku bertanya, 'Apakah itu wahai Jibril?' ia menjawab, 'Ini adalah "hari" Jum'at yang dijadikan Allah sebagai "hari" raya bagimu dan umatmu. Engkau adalah yang pertama kali datang, setelah itu orang-orang Yahudi dan Nashrani yang datang kemudian.' Aku berkata, 'Apa yang berlaku bagi kami di sana?' Jibril menjawab. 'Bagi kalian di sana ada kebaikan, ada waktu yang apabila berdo'a tentang kebaikan, maka akan dikabulkan oleh Allah, tidak ada sunpah yang tidak ditepati, dan tidak ada permohonan perlindungan dari kejahatan yang tidak dikabulkan dari Allah.'

Aku berkata, 'Apakah titik hitam yang ada di sana?' Jibril menjawab, 'Itu adalah "hari" yang paling mulia bagi kami, dan kami berdo'a kepada Allah SWT di akhirat pada "hari" yang mempunyai "kelebihan".'

Aku katakan, 'Kenapa engkau berdo'a kepada-Nya pada "hari" yang mempunyai "kelebihan"?' Dia berkata, 'Sesungguhnya Allah membuat danau di surga yang luas berisi minyak wangi, berwarna putih. Setiap "hari" Jum'at, Allah turun dari Illiyyin di atas singgasana yang penuh dengan pancaran cahaya. Kemudian datanglah para nabi yang duduk di atas kursi yang terbuat dari emas. Kemudian datanglah orang-orang yang shiddiq (benar), syuhada dan ahli surga lainnya yang diangkat derajatnya oleh Allah, sehingga dapat melihat wajah-Nya.

Allah SWT berfirman kepada mereka, 'Aku yang memenuhi janji kepada kalian dan menyempurnakan nikmat-Ku kepada kalian, maka mintalah kepada-Ku. 'Kemudian meminta ridha kepada Allah. Dia berfirman, 'Ridha dari-Ku telah Aku berikan kepada kalian dan Aku halalkan bagi kalian surga dan karamah, maka mintalah kepada-Ku. Kemudian mereka meminta apa saja sampai habis keinginan mereka. Kemudian dibukakan bagi mereka sesuatu yang kenikmatannya tidak bisa dibayangkan oleh mata, hidung, dan hati seseorang, sampai kemudian mereka meninggalkan tempat itu pada "hari" Jum'at. Kemudian Allah bergegas meninggalkan singgasana, yang kemudian disusul para syuhada dan orang-orang yang shidiq. Beliau berkata, 'Mereka kemudian kembali ke kamar masing-masing, rumah yang putih, yang tidak akan rapuh dan tidak akan roboh, yang bertahtakan yakut merah (rubi) dan batu mulia yang berwarna hijau. Kamar-kamar dan pintu-pintu tersebut menghubungkan mereka langsung ke sungai dan buah-buahan. Di dalamnya sudah disiapkan istri-istri (suami-suami) dan pembantu-pembantu yang tidak membutuhkan apa dari mereka sampai "hari" Jum'at, agar bertambah karamah dan kenikmatan memandang wajah Allah, oleh karena itu ia disebut dengan "hari" yang mempunyai "kelebihan".'
(Sumber: Tamasya Ke Negeri Akhirat, oleh Syaikh Mahmud Al-Mishri).

"Hari-hari Raya Kaum Mukminin di Surga"

"Hari-hari raya" kaum mukminin di "surga" adalah "Hari-hari" saat mereka ziarah kepada Tuhan mereka."


Allah memuliakan mereka dengan kemuliaan yang besar, Allah mengangkat derajat mereka dan mereka pun dapat melihat Allah. Tidak ada yang lebih mereka sukai melebihi karunia tersebut. Ini adalah kelebihan kebaikan sebagaimana yang disebutkan oleh Allah dalam firmanNya dalam Surat Yunus ayat 26:
"Bagi orang-orang yang berbuat kebaikan, ia akan mendapatkan pahala yang terbaik ("surga") dan tambahannya."

Tidak ada "hari" besar yang sangat disenangi melebihi kedekatan seorang hamba kepada Tuhannya.

Setiap tahun kaum muslimin me"raya"kan "hari raya", demikian juga ketika mereka di "surga". Mereka berkumpul untuk berziarah kepada Tuhan mereka. Mereka mempunyai derajat yang tinggi di sisi-Nya, di "hari" Jum'at orang-orang ahli "surga" menyebutnya sebagai "hari" yang mempunyai kelebihan, pada "hari raya" Idul Fitri dan Idul Adha, ahli "surga" dikumpulkan untuk berziarah kepada Allah.

Diriwayatkan bahwa di "hari" itu kaum perempuan dan laki-laki dikumpulkan bersama-sama seperti saat merayakan Idul Fitri dan Idul Adha ketika di dunia. Ini belaku untuk ahli "surga" secara umum. Sedangkan bagi orang-orang yang istimewa di antara mereka, setiap "hari" mereka mempunyai "hari raya", mereka berziarah kepada Allah SWT setiap "hari" dua kali; pagi dan sore.

Al-Hasan RA berkata: "Orang-orang yang tidak melakukan maksiat kepada Allah, setiap "hari" bagi mereka seperti "hari raya". Sedangkan orang-orang yang selalu taat kepada Allah, berdzikir kepada-Nya, dan bersyukur, maka setiap "hari" bagi mereka adalah "hari raya". (Ibnu Rajab Al-Hambali, Lathaif Al-Maarif (551-552).

(Sumber: Tamasya Ke Negeri Akhirat, oleh Syaikh Mahmud Al-Mishri).