Rabu, 03 Agustus 2011

"Orang-orang Shalih Dalam Al-Qur'an"

"Semua orang dibekali Allah dengan modal sama. Setiap orang berpeluang sama menjadi manusia-manusia "shalih", termasuk kita."


Beberapa teladan orang-orang "shalih" terdahulu dalam perannya masing-masing yang dikisahkan dalam Al-Qur'an:

1. Suami "Shalih".
Nabi Ibrahim as, selain sibuk berdakwah, beliau juga mencintai keluarganya. Dalam Al-Qur'an Surat Ibrahim ayat 37 diceritakan, ketika Nabi Ibrahim harus meninggalkan Hajar dan Ismail, beliau memasrahkannya kepada Allah, 'Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak punya tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati'. Dengan ke"shalih"an handal, Ibrahim membangun logika terbalik. Ibrahim justru memohon buah-buahan padahal sebelumnya ia berkata bahwa di tempat itu tidak ada tanaman. Bagaimana ada buah tanpa tanaman? Ibrahim yakin semua mudah bagi Allah.

2. Istri "Shalih"ah.
Istri Fir'aun merupakan teladan istri "shalih"ah. Ia bagian dari keluarga Fir'aun tetapi menjadi wanita "shalih". Ia juga berperan menyelamatkan Musa as. Ia sangat mengharap masuk surga; seperti yang dijelaskan dalam Surat At-Tahrim Ayat 11: 'Ya Rabb-ku bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkan aku dari Fir'aun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang dzalim'. Meskipun mempengaruhi, namun ke"shalih"an tidak bergantung pada lingkungan. Seburuk apapun lingkungan seorang muslimah, tiada yang beban hidupnya seperti hidup bersama Fir'aun. Namun istri Fir'aun mampu menjaga ke"shalih"annya.

3. Pemuda "Shalih".
Ashabul Kahfi adalah para pemuda yang lari dari kekejaman penguasa demi agama mereka. Akhirnya mereka lari ke gua. Lalu Allah menidurkan mereka selama 309 tahun. Siapa yang konsisten menjaga ke"shalih"an, Allah pasti akan memberi jalan keluar apabila ke"shalih"an tersebut mendapat rintangan. Secara teknis harus tetap dicari strategi terbaik. Tapi Allah sendiri telah menjamin, dalam firman-Nya dalam Al-Qur'an Surat Al-Hajj Ayat 8: 'Sesungguhnya Allah telah membela orang-orang yang beriman.'

4. Wanita "Shalih"ah.
Maryam adalah wanita "shalih"ah yang kuat menjaga kesuciannya. Ketika malaikat membawa perintah dari Allah sekalipun, Maryam masih menggunakan ukuran ke"shalih"an. Seperti dijelaskan dalam Surat Maryam Ayat 20: 'Bagaimana aku punya anak padahal aku belum pernah disentuh oleh manusia dan aku bukan pezina?'

5. Anak "Shalih".
Prestasi ke"shalih"an Ismail as yang paling menonjol adalah sikapnya saat akan disembelih ayahnya. Suatu kepasrahan kepada perintah Allah yang tiada terkira serta bakti kepada orang tua tercinta.. Sabar menjaga ke"shalih"an akan mendapat balasan yang jauh lebih baik dari kesabaran itu sendiri. Allah menggantinya dengan domba dan menjadikan syariat.

6. Penguasa "Shalih".
Tiada orang yang punya kekuasaan seperti Nabi Sulaiman as, bahkan sampai kapanpun. Namun kekuasaannya itu justru membuatnya semakin "shalih", bukan sebaliknya. Seperti yang dijelaskan dalm Al-Qur'an Surat An-Naml Ayat 40: '... ini adalah karunia Rabbku, untuk menguji apakah aku bersyukur atau ingkar.' Kekuasaan kita tidak ada seujung kuku dibanding Nabi Sulaiman as. Mengapa mesti sombong dan semena-mena?
7. Pejabat "Shalih".
Nabi Yusuf as memimpin jabatan basah, namun tidak tergoda. Dua hal yang menonjol dari sikap Nabi Yusuf as: kemandirian dan profesional. Sejak pertama ia tidak dipengaruhi kepentingan orang lain. Ke"shalih"an akan menjadi pembimbing seorang pejabat saat banyak benturan kepentingan menggoda.

8. Tentara "Shalih".
Thalut diangkat menjadi panglima perang padahal sebelumnya tidak terlalu dikenal. Namun karena ke"shalih"annya, ilmu dan kekuatan fisiknya, maka Allah memilihnya, sebagaimana dijelaskan dalam Surat Al-Baqarah Ayat 247. Ke"shalih"an dan keahlian harus diutamakan dalam memilih pemimpin, bukan senioritas atau popularitas. Ke"shalih"an membimbing konsepsi dan hukum. Sedangkan keahlian mengajari strategi. Sejauh manakah kita membekali diri dengan ke"shalih"an dan keahlian?

(Sumber: Naskah Oki Aryono, Orang-orang Yang "Shalih" Dalam Al-Qur'an, Kita Termasuk Dalam Kategori Yang Mana?, Majalah Al Falah, Edisi 280 Juli 2011).

Berikut ini do'a mohon diwafatkan dalam Islam dan dikumpulkan bersama orang "shalih"
'(Ya Tuhanku), Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang "shalih".' (Al-Qur'an Surat Yusuf Ayat 101).


MusicPlaylistView Profile